PENANGANAN PARKIR
Dalam melakukan penanganan masalah perparkiran di
perkotaan khususnya di kawasan pusat bisnis, dibutuhkan adanya lahan parkir
agar tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas. Beberapa cara untuk
menangani masalah perparkiran tersebut antara lain
·
Membuat Bangunan Parkir
Yaitu membuat lahan parkir dengan menggabungkannya dengan
bangunan perdagangan eceran agar mendapatkan kesinambungan visual dengan jalan.
Gambar 1. Bangunan parkir Balcony City pasar baru
Sumber : google.com
·
Program Multiguna
Yaitu program untuk memaksimalkan lahan parkir yang telah
ada dengan membuat program yang membuat lahan parkir tersebut dapat digunakan
berbagai pengguna dan menarik orang-orang untuk parkir pada saat yang
berlainan.
·
Package-plan Parking
Yaitu program kerjasama antara beberapa bisnis untuk
membangun districts perparkiran atau blok terpisah untuk area parkir yang dapat
digunakan sepanjang hari.
Gambar 2. Contoh package-plan parking
Sumber : google.com
·
Urban-edge Parking
Yaitu area parkir yang dibuat di tepi suatu wilayah kota.
Gambar 3. Contoh Urban-edge parking
Sumber : google.com
SIRKULASI
Sirkulasi
merupakan salah satu elemen pembentuk struktur lingkungan kota. Sirkulasi adalah elemen
perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola
kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari
jalan publik, jalur pedestrian,
dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan membentuk pergerakan
(suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling
kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk,
mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu
sirkulasi dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain
sebagainya.
Teknik
penataannya dibentuk oleh tiga prinsip:
·
Jalan harus menjadi
elemen ruang luar positif. Pertama, jalan seharusnya
didesain menjadi ruang terbuka yang memiliki pemandangan yang baik antara lain,
a)
bersih dengan elemen lansekap yang menarik;
b)
persyaratan ketinggian dan garis sempadan bangunan yang berdekatan dengan
jalan;
c)
pengaturan parkir di pinggir jalan dan tanaman yang berfungsi sebagai penyekat
jalan;
d)
meningkatkan lingkungan alami yang terlihat dari jalan.
·
Jalan harus diorientasikan
bagi pengendara dan membuat lingkungan menjadi mudah dibaca. Lebih khusus lagi
yaitu,
a)
menciptakan bentuk lansekap untuk meningkatkan kualitas lingkungan kawasan
sepanjang jalan tersebut;
b)
mendirikan perabot jalan yang berfungsi pada siang dan malam hari dengan hiasan
lampu yang mendukung suasana jalan;
c)
perencanaan umum jalan dengan pemandangan kota (vistas) dan beberapa visual
menarik yang dapat berperan sebagai tetenger (landmark);
d)
Pembedaan susunan dan jalan-jalan penting dengan memberikan perabot jalan
(streetscaping), trotoir, maju mundurnya batas bangunan (setback), penggunaan
lahan yang cocok, dan sebagainya.
·
Sektor public dan privat harus
harus bekerjasama untuk mencapai tujuan tersebut
PERENCANAAN TRANSPORTASI MASA KINI
Perencanaan
transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti
jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem
transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan.
Permasalahan
dalam perancanaan transportasi yaitu pada sifat transportasi yang lebih sebagai
suatu sistem dengan pola interaksi yang kompleks, sehingga perencanaan
transportasi dapat menjadi suatu kegiatan yang rumit dan memakan waktu, serta
usaha dan sumber daya besar.
Tujuan
utama perencanaan transportasi adalah untuk mencari penyelesaian masalah
transportasi dengan cara yang paling tepat dengan menggunakan sumber daya yang
ada
1. Meningkatkan
mobilitas di dalam central business districts
2. Mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi
3. Meningkatkan
penggunaan transportasi umum
4. Meningkatkan
akses ke central business districts
Secara
lebih rinci, ketiga jenis perencanaan transportasi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Jangka Pendek (perencanaan operasional) Cakupan tingkat perencanaan operasional
adalah misalnya membuat denah untuk persimpangan, penyeberangan pejalan kaki.
Lokasi parkir, penempatan pemberhentian bus, metode pemberian karcis,
langkah-langkah keselamatan dan ketertiban lalu lintas.
2. Perencanaan Jangka Menengah (perencanaan teknis) Tingkat
perencanaan ini berkaitan dengan penataan pola manajemen lalu lintas, pembuatan
jalan lokal, pengendalian parkir, pengorganisasian angkutan umum, kordinasi
pemberlakuan tarif, membuat kawasan pejalan kaki dan sebagainya. Semua
iu memunculkan permasalahan yang kompleks, saling berkaitan dan memiliki efek
sampingan. Unuk menanganinya dibutuhkan keahlian dari para professional yang
terlatih.
3. Perencanaan
Jangka Panjang (perencanaan strategis) Berhubungan dengan struktur dan
kapasitas jaringan jalan utama dan trasnportasi umum, keterkaitan antara
transportasi dan guna lahan, keseimbangan antar permintaan dan penawaran,
keterkaitan antara tujuan transportasi dengan ekonomi, tujuan lingkungan dan
social kesemuanya merupakan masalah yang sulit untuk dimengerti, meskipun untuk
para perencana transportasi professional sekalipun.
Perangkutan
transportasi dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu :
1. Sosial
: masyarakat yang membutuhkan, menggunakan, dan mengelola perangkutan, dan juga
yang melakukan pergerakan;
2. Fisik
: prasarana dan sarana perangkutan yang memerlukan ruang bagi pergerakannya.
Pengejawatahan kegiatan perangkutan juga berupa kenyataan guna lahan untuk
jaringan jalan, yang bahkan meliputi 15-30% luas tanah perkotaan;
3. Ekonomi
: bagaimana pun masalah ini ternyata tidak dapat dipisahkan.
LINGKUP
PERENCANAAN TRANSPORTASI
Lingkup
perencanaan transportasi meliputi aspek-aspek yang berkaitan dengan rencana
pengembangan wilayah atau daerah. Tipe atau lingkup kajian studi perencanaan
transportasi yang dibagi dalam 3 kelompok besar, yaitu:
1. Studi
perencanaan prasarana transportasi Penyiapan master plan pelabuhan, bandar
udara ataupun terminal antar moda. Penentuan trase jalan raya atau trase rel
kereta. Penyiapan master plan pengembangan jaringan jalan. Penyiapan master
plan prasarana transportasi bagi suatu daerah permukiman.
2. Studi
kebijakan operasional Penyiapan sistem sirkulasi lalu lintas jalan. Strategi
pengembangan tingkat pelayanan angkutan umum. Strategi operasional angkutan
udara.
3. Studi
perencanaan transportasi komprehensif studi kebutuhan prasarana dan sarana
transportasi dari suatu rencana pengembangan daerah baru (daerah rekreasi,
daerah industri ,ataupun daerah komersial). Studi pengembangan sistem
trasportasi regional. Studi pengembangan sistem transportasi nasional. Pihak
yang Terlibat dalam Perencanaan Transportasi Pihak yang terlibat dalam perencanaan
trasnportasi sangat bervariasi, tergantung dari sistem kelembagaan yang berlaku
di masing-masing negara.
Secara
garis besar, dalam suatu sistem perencanaan transportasi, umumnya ada tiga
kelompok atau pihak yang terlibat:
1. Pihak
penyelenggara studi, yaitu orang atau lembaga yang bertanggung jawab dalam
pengambilan keputusan dari suatu studi. Untuk proyek milik swasta, pihak yang
dimaksud dapat berupa representatif dari perusahaan yang menyelenggarakan
studi.
2. Pihak
professional atau pakar, yaitu pihak yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan studi pihak yang dimaksud biasanya merupakan lembaga professional.
3. Pihak
masyarakat, yaitu terdiri dari sekelompok anggota masyarakat yang dipilih untuk
mewakili masyarakat umum dalam proses studi. Pihak penyelenggara dan pihak
masyarakat sebagai pihak yang mengawasi atau mengarahkan pelaksanaan studi yang
dilaksanakan pihak professional.
TAHAPAN
PROSES PERENCANAAN PERANGKUTAN
1. Pendataan
kondisi yang ada, meliputi tata guna lahan, kependudukan, pemilikan kendaraan,
lalu-lintas orang dan kendaraan, sarana angkut, kegiatan ekonomi, sumber
keuangan, dan bangkitan lalu-lintas.
2. kebijaksanaan
pemerintah untuk masa yang akan datang, meliputi pengawasan dan kebijaksanaan
pemerintah atas perkembangan pertanahan, serta ciri khas jaringan perhubungan
yang akan datang.
3. perkiraan perkembangan wilayah kota, meliputi taksiran
kependudukan, kegiatan ekonomi, pemilihan kendaraan, tata guna lahan, dan
jaringan perhubungan di masa yang akan datang.
4. perkiraan lalu-lintas di masa yang akan datang, meliputi
bangkitan lalu-lintas di masa depan, pilihan moda angkutan atau ragam
kendaraan, perpindahan antarzone, pembebanan dari pergerakan antarzone ke dalam
jaringan perangkutan, dan evaluasi.
TANDA-TANDA (SIGNAGES)
Pertandaan menurut Pedoman Rancangan
Papan Tanda di Long Beach, membagi pertandaan dua macam yaitu
·
Langsung
Pertandaan ini biasanya ditujukan
untuk promosi dalam bidang bisnis, contohnya adalah papan reklame
Gambar 4. Contoh pertandaan langsung
Sumber : google.com
·
Tidak Langsung
Pertandaan ini digunakan untuk
rambu-rambu jalan, contohnya penunjuk adanya jalan menikung, jalan menanjak, petunjuk
arah ke suatu daerah, dll.
Gambar 5. Contoh pertandaan tidak langsung
Sumber : google.com
Claus (1976) mecetuskan kriteria pertandaan
agar keadaan pertandaan itu membantu para pengguna jalan,yaitu pertandaan harus
diatur ukurannya agar dapat dibaca dari kendaraan yang bergerak.
Pertimbangannya meliputi
·
Kecepatan kendaraan yang
melintas pada sebuah jalan
·
Jarak reaksi dari lokasi
yang ditandai
·
Jumlah kata pertandaan
·
Ukuran huruf pertandaan
1. Mastaufiq Hidayat (08151020)
2. Prayudi Brillian A. (08151030)
3. Rizky Sunandar A. (08151033)
4. Rizky Thian H. (08151034)