Sep 13, 2016

Sirkulasi Parkir dan Penangananya



PENANGANAN PARKIR
Dalam melakukan penanganan masalah perparkiran di perkotaan khususnya di kawasan pusat bisnis, dibutuhkan adanya lahan parkir agar tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas. Beberapa cara untuk menangani masalah perparkiran tersebut antara lain
·         Membuat Bangunan Parkir
Yaitu membuat lahan parkir dengan menggabungkannya dengan bangunan perdagangan eceran agar mendapatkan kesinambungan visual dengan jalan.

Gambar 1. Bangunan parkir Balcony City pasar baru
Sumber : google.com
·         Program Multiguna
Yaitu program untuk memaksimalkan lahan parkir yang telah ada dengan membuat program yang membuat lahan parkir tersebut dapat digunakan berbagai pengguna dan menarik orang-orang untuk parkir pada saat yang berlainan.



·         Package-plan Parking
Yaitu program kerjasama antara beberapa bisnis untuk membangun districts perparkiran atau blok terpisah untuk area parkir yang dapat digunakan sepanjang hari.
 Gambar 2. Contoh package-plan parking
Sumber : google.com
·         Urban-edge Parking
Yaitu area parkir yang dibuat di tepi suatu wilayah kota.

Gambar 3. Contoh Urban-edge parking
Sumber : google.com
SIRKULASI
Sirkulasi merupakan salah satu elemen pembentuk struktur lingkungan kota. Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, jalur pedestrian, dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya.
Teknik penataannya dibentuk oleh tiga prinsip:
·         Jalan harus menjadi elemen  ruang luar positif. Pertama, jalan seharusnya didesain menjadi ruang terbuka yang memiliki pemandangan yang baik antara lain,
a) bersih dengan elemen lansekap yang menarik;
b) persyaratan ketinggian dan garis sempadan bangunan yang berdekatan dengan jalan;
c) pengaturan parkir di pinggir jalan dan tanaman yang berfungsi sebagai penyekat jalan;
d) meningkatkan lingkungan alami yang terlihat dari jalan.
·         Jalan harus diorientasikan bagi pengendara dan membuat lingkungan menjadi mudah dibaca. Lebih khusus lagi yaitu,
a) menciptakan bentuk lansekap untuk meningkatkan kualitas lingkungan kawasan sepanjang jalan tersebut;
b) mendirikan perabot jalan yang berfungsi pada siang dan malam hari dengan hiasan lampu yang mendukung suasana jalan;
c) perencanaan umum jalan dengan pemandangan kota (vistas) dan beberapa visual menarik yang dapat berperan sebagai tetenger (landmark);
d) Pembedaan susunan dan jalan-jalan penting dengan memberikan perabot jalan (streetscaping), trotoir, maju mundurnya batas bangunan (setback), penggunaan lahan yang cocok, dan sebagainya.
·         Sektor public dan privat harus harus bekerjasama untuk mencapai tujuan tersebut

PERENCANAAN TRANSPORTASI MASA KINI
Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan.
Permasalahan dalam perancanaan transportasi yaitu pada sifat transportasi yang lebih sebagai suatu sistem dengan pola interaksi yang kompleks, sehingga perencanaan transportasi dapat menjadi suatu kegiatan yang rumit dan memakan waktu, serta usaha dan sumber daya besar.
Tujuan utama perencanaan transportasi adalah untuk mencari penyelesaian masalah transportasi dengan cara yang paling tepat dengan menggunakan sumber daya yang ada
1.    Meningkatkan mobilitas di dalam central business districts
2.    Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
3.    Meningkatkan penggunaan transportasi umum
4.    Meningkatkan akses ke central business districts
Secara lebih rinci, ketiga jenis perencanaan transportasi tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Perencanaan Jangka Pendek (perencanaan operasional) Cakupan tingkat perencanaan operasional adalah misalnya membuat denah untuk persimpangan, penyeberangan pejalan kaki. Lokasi parkir, penempatan pemberhentian bus, metode pemberian karcis, langkah-langkah keselamatan dan ketertiban lalu lintas.
2.    Perencanaan Jangka Menengah (perencanaan teknis) Tingkat perencanaan ini berkaitan dengan penataan pola manajemen lalu lintas, pembuatan jalan lokal, pengendalian parkir, pengorganisasian angkutan umum, kordinasi pemberlakuan tarif, membuat kawasan pejalan kaki dan sebagainya. Semua iu memunculkan permasalahan yang kompleks, saling berkaitan dan memiliki efek sampingan. Unuk menanganinya dibutuhkan keahlian dari para professional yang terlatih.
3.    Perencanaan Jangka Panjang (perencanaan strategis) Berhubungan dengan struktur dan kapasitas jaringan jalan utama dan trasnportasi umum, keterkaitan antara transportasi dan guna lahan, keseimbangan antar permintaan dan penawaran, keterkaitan antara tujuan transportasi dengan ekonomi, tujuan lingkungan dan social kesemuanya merupakan masalah yang sulit untuk dimengerti, meskipun untuk para perencana transportasi professional sekalipun.
Perangkutan transportasi dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu :
1.    Sosial : masyarakat yang membutuhkan, menggunakan, dan mengelola perangkutan, dan juga yang melakukan pergerakan;
2.    Fisik : prasarana dan sarana perangkutan yang memerlukan ruang bagi pergerakannya. Pengejawatahan kegiatan perangkutan juga berupa kenyataan guna lahan untuk jaringan jalan, yang bahkan meliputi 15-30% luas tanah perkotaan;
3.    Ekonomi : bagaimana pun masalah ini ternyata tidak dapat dipisahkan.

LINGKUP PERENCANAAN TRANSPORTASI
Lingkup perencanaan transportasi meliputi aspek-aspek yang berkaitan dengan rencana pengembangan wilayah atau daerah. Tipe atau lingkup kajian studi perencanaan transportasi yang dibagi dalam 3 kelompok besar, yaitu:
1.    Studi perencanaan prasarana transportasi Penyiapan master plan pelabuhan, bandar udara ataupun terminal antar moda. Penentuan trase jalan raya atau trase rel kereta. Penyiapan master plan pengembangan jaringan jalan. Penyiapan master plan prasarana transportasi bagi suatu daerah permukiman.
2.    Studi kebijakan operasional Penyiapan sistem sirkulasi lalu lintas jalan. Strategi pengembangan tingkat pelayanan angkutan umum. Strategi operasional angkutan udara.
3.    Studi perencanaan transportasi komprehensif studi kebutuhan prasarana dan sarana transportasi dari suatu rencana pengembangan daerah baru (daerah rekreasi, daerah industri ,ataupun daerah komersial). Studi pengembangan sistem trasportasi regional. Studi pengembangan sistem transportasi nasional. Pihak yang Terlibat dalam Perencanaan Transportasi Pihak yang terlibat dalam perencanaan trasnportasi sangat bervariasi, tergantung dari sistem kelembagaan yang berlaku di masing-masing negara.
Secara garis besar, dalam suatu sistem perencanaan transportasi, umumnya ada tiga kelompok atau pihak yang terlibat:
1.    Pihak penyelenggara studi, yaitu orang atau lembaga yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan dari suatu studi. Untuk proyek milik swasta, pihak yang dimaksud dapat berupa representatif dari perusahaan yang menyelenggarakan studi.
2.    Pihak professional atau pakar, yaitu pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan studi pihak yang dimaksud biasanya merupakan lembaga professional.
3.    Pihak masyarakat, yaitu terdiri dari sekelompok anggota masyarakat yang dipilih untuk mewakili masyarakat umum dalam proses studi. Pihak penyelenggara dan pihak masyarakat sebagai pihak yang mengawasi atau mengarahkan pelaksanaan studi yang dilaksanakan pihak professional.

TAHAPAN PROSES PERENCANAAN PERANGKUTAN
1.    Pendataan kondisi yang ada, meliputi tata guna lahan, kependudukan, pemilikan kendaraan, lalu-lintas orang dan kendaraan, sarana angkut, kegiatan ekonomi, sumber keuangan, dan bangkitan lalu-lintas.
2.    kebijaksanaan pemerintah untuk masa yang akan datang, meliputi pengawasan dan kebijaksanaan pemerintah atas perkembangan pertanahan, serta ciri khas jaringan perhubungan yang akan datang.
3.    perkiraan perkembangan wilayah kota, meliputi taksiran kependudukan, kegiatan ekonomi, pemilihan kendaraan, tata guna lahan, dan jaringan perhubungan di masa yang akan datang.
4.    perkiraan lalu-lintas di masa yang akan datang, meliputi bangkitan lalu-lintas di masa depan, pilihan moda angkutan atau ragam kendaraan, perpindahan antarzone, pembebanan dari pergerakan antarzone ke dalam jaringan perangkutan, dan evaluasi.

TANDA-TANDA (SIGNAGES)
Pertandaan menurut Pedoman Rancangan Papan Tanda di Long Beach, membagi pertandaan dua macam yaitu
·         Langsung
Pertandaan ini biasanya ditujukan untuk promosi dalam bidang bisnis, contohnya adalah papan reklame

Gambar 4. Contoh pertandaan langsung
Sumber : google.com
·         Tidak Langsung
Pertandaan ini digunakan untuk rambu-rambu jalan, contohnya penunjuk adanya jalan menikung, jalan menanjak, petunjuk arah ke suatu daerah, dll.

Gambar 5. Contoh pertandaan tidak langsung
Sumber : google.com
Claus (1976) mecetuskan kriteria pertandaan agar keadaan pertandaan itu membantu para pengguna jalan,yaitu pertandaan harus diatur ukurannya agar dapat dibaca dari kendaraan yang bergerak. Pertimbangannya meliputi
·         Kecepatan kendaraan yang melintas pada sebuah jalan
·         Jarak reaksi dari lokasi yang ditandai
·         Jumlah kata pertandaan
·         Ukuran huruf pertandaan






1.    Mastaufiq Hidayat (08151020)
2.    Prayudi Brillian A. (08151030)
3.    Rizky Sunandar A. (08151033)
4.    Rizky Thian H. (08151034)