Ada beberapa macam teori mengenai
tahap perkembangan kota, 2 tokoh yang terkenal mengenai teori perkembangan kota
adalah Lewis Mumford dan Griffith Taylor. Masing-masing dari teori adalah
Menurut Lewis Mumford :
Eopolis
adalah kota di mana tahapan dimana perkampungan-perkampungan mulai maju
meskipun kondisi kehidupannya masih di dasarkan pada kegiatanan pertanian ,
pertambangan , dan perikanan . Contoh kota Eopolis : Gresik
Polis
adalah kota dimana pada tahap ini ditandai oleh munculnya pasar yang cukup
besar serta munculnya beberapa kegiatan industry meskipun pengaruhnya masih
terbatas . Oleh karena itu pada tahap ini sudah terlihat kenampakan suatu kota
walaupun masih dalam skala kecil . Contoh kota Polis : Bontang dan sangata
Metropolis
adalah kota yang pada tahap ini kenampakan kota sudah berkembang cukup besar .
Hal itu sudah di sebabkan oleh fungsi- fungsi suatu kota sudah mendominasi
kota-kota kecil yang berada di sekitarnya . Contoh kota Metropolis : Jakarta
dan Surabaya
Megapolis
adalah kota di mana di tandai berupa perubahan perilaku manusia yag
berorientasi pada materi. Standarisasi produk lebih di utamakan dari pada
usaha-usaha kerajinan tangan , ukuran lebih di utamakan dari pada bentuk , dan
kehidupan birokrasi yang buruk . Contoh kota Megapolis : kota Paris pada abad
ke-18 dan kota New York pada awal abad ke-20
Tiranopolis
adalah kota dimana pada tahap ini tolak ukur budaya di lihat pada suatu yang
tampak saja , misalnya kekayaan / materi serta ketidakachan mengenai segala
aspek kehidupan , selain itu kondisi perdagangan mulai menunjukan adanya gejala
penurunan . Contoh kota Tiranopolis : Los Angels
Nekropolis
adalah kota di mana pada tahap ini mengalami masa kehancurannya di karenakan
oleh kelaparan , peperangan , dan wabah penyakit . Contoh kota Nekropolis :
Suriah yang di karenakan oleh peperangan , Somalia yang di karenakan kelaparan
, dan beberapa wilayah eropa pada abad ke-14 di karenakan wabah penyakit
mematikan salah
satunya adalah Itali , London , dan Wina
Sedangkan
tahapan perkembangan kota Menurut Griffith Taylor (1958) sebagai berikut
1.
Stadium Infantile
-menyatunya wilayah pemukiman dengan wilayah
perdagangan
-Apalagi jika toko-toko itu dan perumahan itu
terdapat di sepanjang jalan yang ramai. Dalam keadaan yang demikian lalu lintas
menjadi sangat terganggu. Trotoar dan jalur jalan sempit yang ada di muka toko
akan menjadi arena permainan anak-anak kecil
-di dalam stadiun ini tidak terlihat adanya batas
yang jelas antara daerah miskin dan daerah kaya
-Batas-batas antara daerah miskin dan daerah kaya
tersebut masih sulit untuk di gambarkan
Gambar 1. Sepanjang jalan KZ, Bengkulu
2.
Stadium Juvenile
-perumahan tua terdesak oleh perumahan baru
-mulai muncul pemisah antara wilayah pemukiman
dengan wilayah perdagangan
Gambar 2. Pecinan - Semarang
3.
Stadium Mature
-banyak timbul daerah-daerah baru, misalnya saja
daerah-daerah industri, perdagangan berserta perumahannya yang sudah mengikuti
suatu rencana tertentu.
-munculnya kota-kota baru sebagai bagian dari kota lama
Gambar 3. Jawa Timur
4.
Stadium Senile
-kemunduran suatu kota karena kompleksnya kegiatan
kota
-hal itu terjadi karena setiap zona terjadi
kemunduran-kemunduran karena kurang adanya pemeliharaan yang dapat di sebabkan
oleh faktor ekonomi atau politik
-terjadi pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindahkan keluar kota
Gambar 4. Bantaran Waduk Pluit, Jakarta
Mastaufiq Hidayat (08151020)
Prayudi Brilian (08151030)
Rizky Sunandar (08151033)
Septian Imandi K (08151040)
0 komentar:
Post a Comment